Membangun Kembali Hubungan/Pernikahan yang Terluka dan Transformasi Diri Sebagai Kunci
Membangun Kembali Hubungan/Pernikahan yang Terluka dan Transformasi Diri Sebagai Kunci
Beberapa pernikahan, meski tampak begitu putus asa, sebenarnya layak dipertahankan. Saya percaya bahwa hanya dibutuhkan satu orang untuk menyelamatkan sebuah hubungan. Pengalaman saya dalam membantu ratusan wanita memperbaiki hubungan atau pernikahan yang rusak dengan hanya mengubah diri mereka sendiri dan mengalihkan energi mereka membuktikan hal ini.
Saat satu orang berubah dalam sebuah hubungan, pasangannya juga harus berubah untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang baru. Ketika salah satu pasangan berhenti melawan, hambatan apa pun yang terlihat besar akan perlahan-lahan menghilang. Bahkan jika perceraian akhirnya terjadi, perubahan yang dialami tidak akan sia-sia.
Hubungan yang menjadi sulit seiring waktu dikarenakan penumpukan masalah yang belum terselesaikan dan perasaan sakit hati. Kebanyakan orang tidak mampu untuk melepaskan dan berdamai dengan masa lalu. Mereka hidup di masa lalu ataupun hidup dalam ekspektasi di masa depan, yang kedua nya adalah ilusi.
Kesulitan melupakan masa lalu ini disebabkan oleh ego yang terjebak dalam waktu psikologis, yaitu masa lalu atau masa depan. Pikiran terus-menerus berputar dan kesulitan untuk menjalani kehidupan dalam momen saat ini. Pikiran sebenarnya tidak diperlukan dalam momen saat ini, sehingga melepaskan pikiran berarti sepenuhnya hadir dan menyerahkan diri pada momen yang ada.
Menolak untuk hidup dalam momen saat ini adalah resistensi. Anggapan tentang “seharusnya” ini adalah permainan pikiran, sebuah perlawanan untuk menerima momen saat ini. Inilah yang disebut ekspektasi, dan ekspektasi adalah akar dari semua kepedihan. Kepedihan ini kemudian menumpuk karena ego terus melawan momen saat ini dan menolak untuk melupakan masa lalu.
Jadi, akumulasi dan resistensi adalah dua faktor utama yang menciptakan dan memperburuk masalah dalam pernikahan. Ingatlah, apa yang Anda lawan akan terus bertahan, sementara apa yang Anda terima akan hilang.
Ketika pasangan Anda seperti telah “menyerah” dari pernikahan, ubahlah energi Anda dengan berhenti melakukan dua hal tersebut. Ini sulit, tetapi dapat dilakukan seperti yang telah dibuktikan oleh banyak klien saya.
Untuk menjinakkan ego dan kecenderungannya untuk menumpuk dan melawan, kita perlu memahami cara kerja pikiran. Pengajaran saya berfokus pada kekuatan transformasi dasar ini.
Hanya ketika kita memahami sifat pikiran atau ego secara mendalam, barulah pikiran tidak lagi menjadi pusat perhatian kita. Saat itu, kita tidak akan lagi terjebak dan teridentifikasi dengan pikiran-pikiran kita. Pikiran tidak akan lagi mengendalikan kita seperti sekarang ini. Semua masalah dalam pernikahan Anda muncul karena Anda mempercayai setiap ucapan pikiran Anda.
Pikiran kita jarang memberikan kekuatan dan semangat. Biasanya, pikiran kita berpusat pada kekurangan dan penilaian negatif terhadap diri sendiri. Pikiran-pikiran inilah yang mendorong kita untuk bereaksi terhadap situasi dengan marah, memaksa, menyalahkan, mempermalukan, dan menyimpan dendam.
Langkah pertama untuk memahami pikiran adalah dengan membawa kesadaran ke dalam kehidupan sehari-hari Anda, ke dalam setiap aktivitas yang Anda lakukan, termasuk saat berpikir. Cobalah untuk menangkap diri Anda ketika sedang berpikir dan belajar untuk melepaskan pikiran tersebut.
Awalnya akan sangat sulit karena kita terbiasa berpikir tanpa henti. Oleh karena itu, gagasan bahwa Anda bukanlah pikiran Anda sangat mengejutkan. Pikiran perlu melihat dirinya sendiri, sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Ketika Anda dipaksa untuk mengamati pikiran Anda, Anda akan menyadari bahwa pikiran itu akan berhenti sejenak sebelum kembali melompat ke pikiran dan kesibukan berikutnya. Dalam keheningan pikiran ini, pemahaman mendalam muncul tanpa diduga. Semakin Anda membiasakan diri dengan keheningan ini, semakin Anda merasa stabil dan berakar. Jika dilakukan secara konsisten, energi Anda akan bergeser.
Suami Anda akan merasakan perubahan energi ini dan akan meresponnya. Membangun kembali hubungan dan kehidupan cinta Anda adalah tentang mengubah energi: dari kekurangan dan keputusasaan menjadi antusiasme tentang kemungkinan dan keyakinan akan kelimpahan hidup; dari kemarahan dan kebencian menjadi cinta, rasa syukur, dan kasih sayang; dari ketakutan menjadi harapan dan kepercayaan diri; dari kesengsaraan menjadi kegembiraan; dan yang terakhir, dari kebutuhan untuk mengontrol dan memegang erat hal-hal, ide, atau orang, menjadi melepaskan.